Langsung ke konten utama

Postingan

(PAI Berdiskusi) "Kenapa Ribut Anjing?"

Kenapa Ribut Anjing? Autor : Sahabati Sasi Nursanti Editor : Sahabat Azkal Azkia Syabana Baru baru ini fenomena sepele yang diperbesar menjadi kasus yang serius muncul di tengah-tengah masyarakat, seorang ibu-ibu yang membawa anjingnya masuk masjid menuai berbagai tanggapan dari semua lapisan masyarakat. Reaksinya pun beragam tergantung kepentingan kelompok masyarakat tersebut. Diskusi hari Kamis, 4 Juli 2019 yang diprovokatori oleh Sahabat Argarry Akbar mahasiswa PAI semester 6 membahas fenomena yang sedang hangat ini. Ada dua pembahasan diskusi terkait menanggapi fenomena tersebut. Pertama "Bagaimana fikih 4 mazhab menanggapi persoalan anjing yang dibawa oleh Sang ibu-ibu?" Kedua "Tanggapan masyarakat terhadap kasus tersebut yang menyangkut politik identitas Wajarlah bila kita sebagai pengikut syafi'iyah sejak orok tersetting "Bahwa Anjing itu Najis" bahkan parahnya fenomena 'Malas Baca' yang melanda masyarakat menjadi persoalan sendiri ket...
Postingan terbaru

Seminar Keislaman: Membaca Politik Ulama Nusantara: Arsip-Arsip Turats yang Terlupakan

UIN Jakarta - HMJ Pendidikn Agama Islam dan PKM Bunga Rampai bekerja sama dengan Islam Nusantara Center (INC) dan Kemuning Muslim Center, dalam menghadirkan seminar keislaman bertema "Membaca Politik Ulama Nusantara: Arsip-Arsip Turats yang Terlupakan." Ada dua pembicara dalam seminar keislaman ini. Yang pertama adalah A. Ginajar Sya'ban, dirut INC, dan penulis buku Mahakarya Islam Nusantara, dan yang kedua adalah  Zainul Milal Bizawie, pengiat Islam Nusantara, penulis Masterpiece Islam Nusantara. Seminar ini membahas warisan ulama-ulama Nusantara terdahulu, melihat banyaknya para ulama yang berbeda-beda dalam pandangan politik di masa sekarang. sebagaimana di tulis oleh Jaringansantri.com -  Ginanjar Sya’ban memulai dengan menampilkan tiga manuskrip yang masing-masing dari tulisan Pangeran Diponegoro, Surat yang di tulis KH Wahab Chasbullah dalam Komite Hijaz ditujukan untuk Raja Arab dan surat balasan yang di tulis sendiri oleh Hadratussyaikh KH M. Ha...